Foto Saya

Latest Article Get our latest posts by subscribing this site

“Pragmatisme dalam Berorganisasi”

             

Masih adakah mahasiswa ideal, yang rela mengorbankan waktu, material, dan pemikiran untuk berhikmat kepada sesama manusia yang membutuhkan bantuan, yang terorganisir dalam sebuah wadah dan bergerak secara kolektif di “Organisasi Kemahasiswaan”! ! !

Ungkapan prihatin penulis coba curahkan dalam coretan ini, melihat realitas organisasi kemahasiswaan yang mengalami Disorientasi. Hal mendasar sebagai indikator untuk membenarkan Distorsi tersebut adalah terlalu banyak kepentingan pribadi seseorang dalam berpartisipasi di organisasi kemahasiswaan, dan menafikkan kepentingan bersama, baik itu kepentingan materil ataupun kepentingan intelektual.

Setelah mendapatkan kepentingannya di organisasi maka berbondong-bondonglah mereka meninggalkan organisasi tersebut, yang mana tempat mereka menimbah ilmu dan memenuhi kepentingannya. Lebih parah lagi di antara mereka yang berpartisipasi dalam organisasi kemahasiswaan hanya untuk memenuhi kebutuhan biologis mereka yang menunjang hidupnya selama menjalani status akademik sebagai mahasiswa. 

Entah mengapa sangat susah mendapatkan kader ideal yang rela berhikmat untuk organisasi yang meniscayakan implikasi terhadap masyarakat yang membutuhkannya. Seolah-olah organisasi kemahasiswaan adalah organisasi yang orientasinya untuk mencari keuntungan secara material untuk memberikan gaji kepada semua anggotanya, ini akikbat persepsi material yang sudah berkarat dikalangan civitas akademik mahasiswa yang terkonstruk oleh hegemoni media.

Jika kita melihat sejarah 1998 saat tumbangnya rezin Suharto peran aktor organisasi kemahasiswaan sangat besar, karna memiliki kader yang sangat progresif dan sangat ideal. Tapi kini kesuksesan gerakan organisasi kemahasiswaan hanya tinggal cerita heroid yang disajikan sedemikian rupa baik itu di pengkaderan struktural maupun dalam kajian-kajian kultural. Harus kita pahami bersama bahwa peran organisasi kemahasiswaan pada saat menumbangkan rezim Suharto sangatlah besar.

Salah seorang tokoh sosial yaitu E.Humans menyatakan bahwa seseorang melakukan sesuatu hanya untuk mendapatkan hadiah, atau untuk mendapatkan keuntungan. Seseorang yang dinyatakan oleh E.Humans sangat mayoritas dalam organisasi kemahasiswaan yang mana mereka berpartisipasi dalam organisasi semata-semata hanya untuk kepentingan pribadi, atau dalam bahasa lainnya pragmatisme dalam berorganisasi.

Inilah pandangan subjektifitas penulis yang di curahkan dalam sebuah tulisan, yang dinilai dari kaca mata penulis bahwa kader-kader atau regenerasi dalam organisasi kemahasiswaan mayoritas sangat pragmatis. Maka dari pada itu penulis mengajak kepada para pembaca untuk memberikan perhatian lebih terhadap realitas tersebut karna menurut penulis ini tanggung jawab kita bersama. 

Bahwa kompleksitas masalah organisasi kemahasiswaan sekarang membutuhkan formulasi-formulasi yang baru untuk eksistensinya kedepan, dan hal itu membutuhkan buah pemikiran kawan-kawan, karna untuk terpenuhinya ekspektasi bangsa ini sangat di pengaruhi oleh proses regenerasi di organisasi kemahasiswaan

Makassar 09 November 2012
 Haeruddin Syams Masagenae

“SURAT DARI MAHASISWA UNTUK BIROKRASI”


Seorang ulama berkata ; Bayarlah sebuah luka dengan kebaikan,,,,
Seorang dosen berkata ; Jika kamu membayar luka dengan kebaikan , lalu dengan apa kamu membalas kebaikan ?  “kamu seharusnya membayar sebuah luka dengan keadilan dan kebaikan dengan kebaikan

Wahai para orang tua kami yang duduk di kursi birokrasi kampus Hitam Politeknik Negeri Ujung Pandang, kami itu sering bertanya ketika kalian bertemu dengan kami, yang tersudut dengan interpensi kalian melalui KOMPEN (kompenisasi yang dibayar ketika tidak masuk kuliah), pembatasan jam ekstrakurikuler, dan pemotongan beasiswa saat kami mendemonstrasikan inspirasi kami. Apa yang sesungguhnya  kalian pikirkan tentang kami? 

Jika kalian dengan baju yang bersih kemudian melakukan ibadah dan berdoa, sungguh kami ingin tau doa apa yang kalian panjatkan kehadapan tuhan. Kadang dalam bilik kepala kami yang kecil ini muncul pertanyaan,"Mengapa mahasiswa selalu saja tidak pernah percaya dengan keputusan yang kalian ambil? Saat kami tersudut dengan teguran kalian atas demonstrasi kami, mengapa kalian asyik berwisata keluar negeri.

Kekuasaan memang panggung yang lebih baik dijalankan dengan seni peran, ketimbang dengan tindakan-tindakan yang nyata, karena berupa panggung maka yang dibutuhkan kadang buka kejujuran, tapi kecerdikan untuk meyakinkan penonton. “Bahwa apa yang sedang pura-pura dilakukan, buatlah seolah-olah sebagai adengan yang sungguh-sungguh”.

Jika kami boleh meminta keajaiban, kami minta agar para penguasa yang duduk dikursi birokrasi menyapa kami disudut kantin, seperti anaknya sendiri yang dia sayangi. Kami membayangkan suatu saat ketika kalian akan turun dari kursi kekuasaan, dan kalian mengucupkan kalimat yang tak pernah sekalipun kalian katakan,"Anakku maafkan kami atas kebijakan, tindakan, dan sikap kami yang tidak sesuai dengan harapanmu, sekali lagi maafkan kami.

Suara Aspirasi Mahasiswa Sudut Kantin

Makassar, 09 November 2012
Haeruddin Syams Masagenae

Halaman

Twitter

 
Support : http://sempugi.org/ | Your Link | Your Link
Copyright © 2014. Haeruddin Syams - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger