Foto Saya

Home » » “Wahh! Ada Batu “Meringkik” di Kota Pare-pare

“Wahh! Ada Batu “Meringkik” di Kota Pare-pare

Dari kiri, Saha, Cinta, 2 warga setempat, We Aje, HSM, Fahrul

AWALNYA, aku beranggapan mustahil  ada sebuah batu yang bisa meringkik (mengeluarkan suara seperti kuda), Hah!? “mana bisa batu mengeluarkan suara seperti itu apa lagi suara yang dikeluarkan meringkik, paling hanya mitos belaka, “candaku, kepada seorang kawan yang lagi duduk di sampingku, Saha. “Ia melanjutkan ceritanya tentang batu tersebut dan berusaha meyakinkan-ku dengan wajah yang amat serius.

Entah kenapa sajian cerita panjang Saha, membuatku penasaran, “Ayo deh kita sana untuk melihat batu itu! ajakku….. Saha, “menganggukkan kepala,  meng-iya-kan ajakanku. Kami pun berangkat ke lokasi setelah menunggu, hingga sore hari. “aku juga ditemani oleh Ka Cinta, karna Ia sudah janji kepadaku untuk menelusuri kebenaran misteri batu meringkik itu saat aku menelponya sebelum aku datang ke Pare-pare.

*****

Tepat di depan papan nama yang hampir rebah, bertuliskan “Objek Wisata Bacukiki”, kami berhenti, “terlihat dibelakangnya sebuah batu besar berwarna hitam penuh semak disekelilingnya, nampaknya situs sejarah itu tidak terawat dengan baik. Ka Cinta menyalakan motor sambil berkata, “tunggu sebentar aku pergi mencari seseorang yang bisa kita jadikan informan tentang batu itu. “Aku dan Saha senyum, iyya “jawabku. Kami pun pergi mengambil gambar batu itu, “sambil menunggu…

Saat sedang menunggu, “kring..kring, HP-ku berbunyi, “halo kenapaki sappo (kawan), “tanya-ku ditelpon? “aku menuju kesana, “jawab kawanku, Fahrul. “Tak lama Ka Cinta pun datang hampir bersamaan dengan kedatangan Fahrul setelah setengah jam yang lalu aku bicara dengannya di HP. “kemudian kami pergi menjemput seseorang, “namanya We Ajare Mallo, “seru, ka Cinta.”aku tadi diarahkan kesana oleh Sudirman, “warga setempat yang sudah ia tanyai. katanya “jika ingin mengetahui sejarah batu itu silahkan tanya lansung kepada “We Ajara Mallo karna ia satu-satunya orang yang mengetahui sejarah batu itu di kampung ini.

KAMI, “Saha, ka Cinta, Fahrul, dan We Aje telah berkumpul pas di depan halaman batu. “hanya bermodalkan satu pertanyaan untuk membuat We Aje menjelaskan panjang lebar sejarah batu yang meringkik itu, “Pa, kanapa batu itu dinamakan Batu kikik ? “tanyaku kepada We Aje. “Dahulu, sebelum kerajaan batu kikik dijajah oleh belanda, batu ini merupakan simbol kebesaran dan eksistensi-nya, karna batu ini bisa mengeluarkan suara yang menjadi indikasi bahwa akan terjadi bencana di kampung ini, itulah sebabnya kenapa warga setempat sangat mensakralkannya. “jawab We Aje…

Entah kenapa batu itu bisa bersuara demikian, tapi kami mempercayai kebenarannya. “aku sendiri pernah mendengarkan suara kikik itu dan menyaksikan lansung bencana yang terjadi, setelah beberapa hari batu itu berbunyi. Namun sekarang orang lebih mengenalnya dengan nama bacukiki, “We Aje melanjutkan penjelasannya. Tapi “Batu kikik” adalah nama sebenarnya, “ceritanya berawal ketika warga bulu roangnge (gunung luas) hijrah ke tempat ini, saat mereka mendengarkan batu itu meringkik, dari situ-lah mereka menyebutnya dengan nama batu kikik (batu yang mengeluarkan suara “kikik” seperti kuda).

Seiring berjalannya waktu warga yang datang dari bulu roangnge pun menetap di sekitaran batu itu dan membentuk sistem sosial yaitu sebuah kerajaan yang dipimpin oleh seorang Arung, tepatnya Arung Batukikik. Entah itu hanya kebetulan, “Saat batu itu berbunyi tak lama berselang akan terjadi sebuah bencana, bunyi “kikik batu itu menjadi indikasi bahwa akan akan terjadi satu bencana, “yang pertama  apakah itu Arung batukikik akan meninggal, kedua “berupa penyakit kolera “semacam penyakit menular yang akan menjangkit semua masyarakat. ketiga “akan terjadi kebakaran besar di kampung ini. Wah!? “aku terhenyak mendengarkannya, sepertinya kami terlarut dalam cerita We Aje.

Kira-kira besar batu itu seperti mobil xenia, warnanya hitam pekat dan  ber-bintik-bintik putih. Terdapat dua batu disana, yang satunya agak lebih besar, di antara kedua batu terdapat celah semacam ruang kosong kecil karna kedua batu itu tidak berimpitan. Kemungkinan ketika angin kencang berhembus dan melawati celah itu, hingga bisa mengahasilkan suara me-ringkik. “potong Fahrul saat We Aje lagi terdiam sembari menunjuk ruang kosong diantara kedua batu. Yaa, bisa saja penjelasan fahrul benar meskipun kepercayaan We Aje bahwa suara kikik itu terjadi secara mistik, bisik-ku dalam hati. Entahlahh……


0 komentar:

Posting Komentar

Halaman

Twitter

 
Support : http://sempugi.org/ | Your Link | Your Link
Copyright © 2014. Haeruddin Syams - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger