Foto Saya

Home » , » Situs Sejarah Makam Raja Tallo

Situs Sejarah Makam Raja Tallo

Seorang lelaki sedang duduk terdiam sembari memandangi batu nisan dalam komleks makam raja Tallo, ia sedang mejalankan tugas di makam tersebut. setiap hari kerja ia selalu melakukan aktifitas itu berhubung ia adalah penjaga yang mengelolah makam. Selamat siang Pa’ sapa saya, Ia lansung terkejut saat mendengar suara saya. Dengan perlahan ia melangkahkan kaki ke arah saya dan mengarahkan saya untuk mengisi absen registrasi pengujung, kemudian ia mengajak saya duduk bersama di pos jaga sambil mengobrol.

Pa Ibrahim, panggilan akrabnya. Ia berasal dari kabupaten pangkep datang ke Makassar pada tahun 1990. Ia adalah PNS kemendikbud yang bertugas untuk merawat dan menjaga kompleks makam raja Tallo. Sebagai PNS ia dituntut untuk megikuti ketentuan admistrasi, jadi setiap pagi di hari kerja sebelum pukul 08:00 Wita ia harus ke benteng Rotterdam untuk mengisi daftar hadir setelah itu ia lansung ke makam raja Tallo untuk menjalankan tugas, dan kembali lagi ke benteng Rotterdam pukul 15:00 untuk mengisi lagi daftar hadir sebelum ia pulang ke rumah. Yah itulah rutinitas yang dilakukannya sebagai tanggung jawab pekerjannya, tutur Pa Ibrahim ke saya.

Tampak salah satu makam yaitu Sultan Mudafar, Imanginyarrang Dg Makkiyo Raja Tallo VII selalu ramai oleh peziarah, apa lagi jika menjelang bulan ramadhan. Peziarah bukan cuman dari masyarakat yang tinggal di sekitar makam, akan tetapi dari luar makassar juga sering datang kesana. Adapun para pengunjung dari luar negri yaitu para turis mereka hanya datang untuk berwisata dan ada juga dari kalangan Mahasiswa yang datang untuk mencari informasi tentang sejarah kerajaan Tallo. Sultan Mudaffat sewaktu masih menjadi Raja Tallo ia di beri gelar macang kebo karaeng Tallo (macan putih raja Tallo). Karna beliau adalah raja pemberani, bagaikan macan ketika ia berada dalam medan perang.

Papan Nama Makam Sultan Mudaffar
Biasanya para peziarah yang datang kesana harus ditemati oleh pinati, seorang juru doa makam yang menemani peziarah. Pinati merupakan seorang juru kunci para peziarah karna mereka tidak bakalan bisa berziarah tanpa kehadiran pinati. Menurut Pa Ibrahim sosok pinati adalah orang yang secara turun temurun bertanggung jawab untuk mebacakan doa para peziarah yang datang kesana. Secara administarsi memang Pa Ibrahim selaku pengelolah dan penjaga makam akan tetapi budaya masyarakat Tallo tetap meyakini, pinati-lah yang sebenarnya penjaga makam, karna tanggung jawab itu merupakan tugas lansung yang diberikan oleh raja tallo kepada pinati pertama sampai pinati sekarang yang memiliki garis keturunan yang sama.

*****

Kompleks makam raja Tallo sangatlah mudah diakses berhubung karna tahun 2013 kemarin jalannya sudah diperbaiki hingga sampai di depan makam. Letaknya juga tidak jauh dari pusat kota (lapangan karebosi) hanya sekitar 6 km sebelah utara pusat kota, dengan waktu 15 menit kita sudah sampai di makam tersebut kalau kita berangkat dari pusat kota. Dan letak wilayah Kecamatan Tallo yang dekat dengan pintu tol Tallo, yaitu Jl Tol Ir Sutami dan Jl Tol Pelabuhan membuat situs ini juga mudah diakses baik dari pusat Kota Makassar maupun Bandara Sultan Hasanuddin, bisa menggunakan taksi maupun angkutan kota (petepete).

Di depan makam terdapat tembok besar yang terukir tulisan 21 nama-nama orang yang dimakamkan di dalam komleks. Menurut Pa Ibrahim bahwa ke 21 nama tersebut adalah nama beberapa raja-raja Tallo beserta dengan keluarga raja. Dalam sejarah pun dijelaskan bahwa sekitar abad  17 sampai dengan abad 19 kompleks makam raja Tallo merupakan pemakaman khusus keluarga kerajaan. Itulah sebabnya kenapa pemerintah memberikan nama situs sejarah tersebut Kompleks Makam Raja Tallo Sul-Sul pada saat makam itu dipukar menjadi objek wisata tahun 1974-1975 dan 1981-1982 oleh Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Adapun 21 nama tersebut :

1.    Sultan Mudafar (Imanginyarrang Dg Makkiyo, Raja Tallo VII, 1598 – 1641)
2.    Sawerannu (istri Raja Tallo VII)
3.    Sultan Abd. Kadir (Mallawakkang Dg Matinri, Raja Tallo IX)
4.    Sultan Syaifuddin (Imakkasumang Dg Mangurangi, Raja Tallo XII, 1770 – 1778)
5.    Sultana Sitti Saleha (Madulung, Raja Tallo XIII)
6.    Sultan Muh Zainal Abidin (La Oddang Riu Dg Mengeppe, Raja Tallo XV, Raja Gowa XXX)
7.    Yandulu (Krg Sinrijala)
8.    Pakanna (Raja Sanrobone XI)
9.    Sultana Sitti Aisyah (Mangati Dg Kenna)
10.    I Malawakkang Dg Sisila (Abd Kadir)
11.    Abdullah Bin Abd Gaffar (Duta Bima di Tallo)
12.    Linta Dg Tasangnging (Krg Bonto Sunggua Tumabicara Butta Gowa)
13.    Abdullah Daeng Riboko
14.    Arif Krg Labbakang
15.    Imanuntungi Dg Mattola
16.    Karaeng Parang-Parang (Krg Bainea Ri Tallo)
17.    Saribulang (Krg Campagana Tallo)
18.    Mang Towayya
19.    Sinta (Karaeng Samanggi)
20.    Karaenta Yabang Dg Talomo (Krg Campagaya Krg Bainea Ri Tallo)
21.    Karaeng Mangarabombang (Krg Bainea Ritallo).

Tallo merupakan kerajaan kembar Gowa, di masa pemerintahan Tunatangka Lopi Gowa di bagi menjadi dua wilayah dan kedua anaknya yang meneruskan kepemimpinan tersebut yaitu Batara Gowa dan Karaeng Leo RI Sero sebagai raja Tallo. Hingga pada era Lamakkarupa Daeng Parani Arung Lipukasi kerajaan Tallo dilebur kedalam Gowa dan sekarang domain Tallo hanya menjadi salah satu kecamatan di kota Makassar.

-HS’Masagenae

0 komentar:

Halaman

Twitter

 
Support : http://sempugi.org/ | Your Link | Your Link
Copyright © 2014. Haeruddin Syams - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger