Foto Saya

Latest Article Get our latest posts by subscribing this site

Gazebo AD Tempat Paling Seksi di Kampus Hitam

Gazebo AD Kampus Hitam
Suara riuh musik game on line membuat saya berhenti sejenak menyaksikan mahasiswa yang sedang asyik main game di gazebo AD kampus hitam (Sebutan Politeknik Negeri Ujung Pandang dengan almamater berwarna hitam). Kerumunan mahasiswa Gamers itu menjadi perhatian setiap orang yang lewat, bagaimana tidak gema suaranya sangat menggoda apa lagi bagi mereka pecinta game.

Fasilitas wifi gratis membuat mahasiswa betah duduk belama-lama di depan leptop, apa lagi sekarang gazebo AD sudah dilengkapi fasilitas meja khusus untuk mahasiswa yang ingin on line. Selain main game ada juga yang sibuk browsing, main FB, bahkan saya sempat dengar cerita ada mahasiswa yang bela-belain datang jam enam pagi untuk download film karna kecepatannya sangat bagus bisa sampai 2 Mb/s karna masih kurang yang memakainya.

Terlihat wajah cengengesan mereka yang cuek dan tampaknya tidak memperhatikan orang-orang disekitarnya walaupun mereka duduk berdekatan, seolah-olah gazebo itu miliknya sendiri. Sosial media telah membawanya berpetualang di dunia maya. Dunia yang mebuat mereka berteman dengan banyak orang di belahan bumi sana, sementara orang yang duduk di sampingnya, sama sekali mereka tidak pernah menyapanya.

****

Pertengahan tahun 2010 lalu, ketika gazebo AD baru saja selesai di bangun, tempat itu menjadi pilihan utama bagi mahasiswa untuk membuat diskusi pelataran dan rapat organisasi. Baik itu organisasi internal maupun eksternal, mereka semua berbondong-bondong untuk memberdayakan tempat itu, saya juga termasuk mahasiswa yang sering sekali beraktifitas di gazebo AD.

Masih hangat dalam ingatan saya waktu ka Dila menjadi pemateri diskusi yang kami buat selaku pengurus HmI komisariat poltek di gazebo AD. Dan teman-teman dari Humaniora juga sering melakukan diskusi rutin di sana bahkan mereka sempat membuat lapak bazar buku di gazebo AD. Berulang kali malah saya dapatkan dua pengurus organisasi yang berbeda sedang melaksanakan rapat di sana dan mereka bisa berbagi tempat satu sama lain.

Entah kenapa birokrasi kampus menyediakan meja agar on line di gazebo AD sangat nyaman, akibatnya tempat itu padat dan menjadi tempat ter-seksi untuk nongkrong sambil menikmati fasilitas wifi gratis kampus. Bagus, kalau mahasiswa bisa memanfaatkannya untuk kerja tugas, bagaimana kalau digunakan untuk main game sampai-sampai lupa masuk kuliah!

Dengan wajah cemberut yang heran saya duduk sejenak terdiam dan bertanya-tanya, kenapa yah mereka tidak menyediakan papan tulis dan spidol saja(?) Supaya diskusi dan rapat-rapat organisasi bisa lebih lancar. Atau mereka sengaja lebih memilih meja agar bisa menggeser aktifitas organisatoris disana. Entahlah! Saya juga tidak ingin menuduh begitu saja tanpa data yang jelas.

Sempat sih ade-ade HmI membuat bedah buku di gazebo AD dan saya yang dipanggil menjadi pematerinya, akan tetapi meja-meja yang memadati-nya membuat gerah. Peserta harus berdempet-dempetan karna tempat itu jadi sempit oleh meja bersama dengan penggunanya yang sibuk senyum dan tertawa sendiri di depan leptop, mereka terlalu banyak mengambil area gazebo AD. Nampak suasananya sangat berbeda dengan diskusi yang kami buat dulu karna saat itu belum ada meja-meja yang menjajah gazebo AD.

Memang dari lima gazebo di kampus hitam, gazebo AD yang paling seksi selain besar, luas, posisinya juga berada di tengah-tengah kampus, sehingga mudah diakses oleh semua mahasiswa dari lima jurusan. Di tambah lagi fasilitas wifi dan meja yang membuat tempat itu makin ramai sekarang.

Cuman yang berbeda dari keramaian gazebo AD dulu dengan sekarang hanyalah penggunanya, karna papan tulis dan spidol telah dikalahkan oleh meja dan wifi gratis.


Senin, 1/April/2014
-HS'Masagenae

Coretan Kasih untuk Adinda Irfan : Hanya Bisa Bilang Maaf


IRFAN
SAYA sangat tercengang membaca tulisan yang dibuat oleh adinda Irfan.  judul tulisannya adalah “Maaf, Gerakan Mati Karna Senior” sekarang dia menjabat sebagai ketua HmI Komisariat Poltek, dan sementara melanjutkan pendidikan S1 di Poltek setelah tahun kemarin dia baru saja menyelesaikan pendidikan D3 dikampus yang sama. Kemarin Saya menyempatkan diri untuk bertanya tentang senior yang dia maksud (?) dengan senyum yang tipis dia pun menjelaskan panjang lebar hingga saya terkesima.

Semenjak dia menjabat sebagai ketua komsariat, banyak forum ke-ilmuan yang dia buat seperti basic training dan mengawal sampai follow up-nya, bedah buku minggu-an yang sempat saya dipangggil menjadi pemateri, diskusi pelataran kampus, diskusi di café perintis, diskusi kontemporer dan lainnya. Selain itu dia juga aktif mengikuti forum diskusi sebut saja partisipanya di bedah buku nasional Eko Presetyo  seperti yang dia sebutkan dalam tulisannya. Bukan cuman itu, dia juga aktif mengisi forum ke-ilmuan sebagai seorang pemateri apalagi dia sudah mengikuti jenjang pengkaderan tingkat II bulan dua tahun kemarin, sebagai syarat untuk menjadi pemateri di Himpunan Mahasiswa Islam.

Wajah datar saya heran dan berpikir, kenapa bisa-dia mengatakan gerakan mati, sementara banyak yang dia lakukan untuk menghidupkan gerakan Mahasiswa. apalagi sampai menyalahkan senior.

Saya tambah heran dengan justifikasi gerakan mati dalam tulisannya dengan indikator“Perdebatan tentang wacana kapitalisme, neoliberalisme, sosialisme, gerakan mahasiswa, filsafat bahkan kebenaran itu sendiri menjadi hal yang tabu bagi kalangan mahasiswa hari ini” sedangkan sebagai seorang Mahasiswa wacana itu tidak tabu baginya. Bahkan dia punya tulisan tentang itu, sebut saja tulisannya tentang “Sejarah Tasawuf, Emile Durkheim dengan Fakta Sosialnya, Penguatan Civil Society Dalam Mengawal Demokrasi” dan masih banyak lagi tulisan yang ia buat di blog-nya. Bukankah dia juga adalah Mahasiswa?

Dia juga menyebutkan indikator yang lain dari “Gerakan Mati” yakni ; “mahasiswa yang lahir adalah mahasiswa yang hanya bisa membangun baliho-baliho yang berisikan seminar nasional dan lomba. Atau bahasanya temanku mahasiswa EO (event  organizer), yang berujung pada ajang mencari popularitas. Tapi dia tidak menyebutkan mahasiswa mana yang dia maksud, karna dia selaku mahasiswa tidak lahir dalam kategori yang dia sebutkan. Karna selama ini dia tidak pernah membuat kegiatan yang berorientasikan EO (event  organizer) dan mencari popularitas dari apa yang dia lakukan.

****

Sebuah justifikasi hanya akan menjadi hipotesis dan asumsi bagi kita tanpa data yang kuat untuk mendukung kebenarannya atau minimal kita punya penelitian tentang hal tersebut. Telalu naïf jika kita menyalahkan senior. Apalagi jika kita belum mengetahui sumbangsih mereka untuk gerakan kemanusian dan apa yang dilakukannya sekarang untuk tetap di jalan perjuangan itu. Apakah kita pernah bertanya tentang itu kepada mereka? Dan apakah semua senior harus melakukan apa yang telah dilakukan oleh Bung Eko Presetyo untuk menginsipirasi juniornya? kalau dengan itu mahasiswa bisa tetap konsisten dengan gerakannya seperti yang disebutkan oleh adinda Irfan “bung eko adalah sosok senior yang mampu menginspirasi banyak mahasiswa salah satunya adalah saya”

Bagi saya, tulisan adinda Irfan  malah membuat saya berpikiran sebaliknya bahwa gerakan sekarang sangat progres. Di era saya dulu saat menjadi ketua komisariat, hampir-hampir saya tidak menemukan teman-teman pengurus yang menulis, sedangkan pengurus generasi dia banyak yang aktif menulis. Bahkan saya selaku ketua komisariat tidak pernah membuat tulisan seperti yang dia buat hingga saya dimisioner. Akan tetapi dia selaku ketua komisariat bisa berkarya dengan menorehkan perjuangan dalam sebuah tulisan, apalagi itu bukan tulisan satu-satunya yang dia buat masih banyak lagi karya yang dia torehkan dalam blog-nya http://catatan-pergerakan.blogspot.com.  Bukankah itu sebuah prestasi yang baik dalam sebuah proses regenerasi di organisasi (?)

Saya hanya bisa bilang maaf, jika selama ini tidak memberikan yang terbaik kepada adinda Irfan sebagai seorang senior. Dan tidak bisa seperti Bung Eko Presetyo yang bisa menginspirasinya.

Senin 31/Maret/2014
-HS’Masagenae

Hari Pertama Pelatihan Menulis

Beberapa hari lalu aku mendapat kabar dari salah seorang teman bahwa aku lulus pelatihan dan pendampingan menulis yang diselenggarakan oleh team MakassarNolKm.Com,  aku tidak menyangka sih dapat kabar bahagia itu. Karna salah satu syarat pendaftarannya adalah mengirim tulisan non fiksi, dan kriteria tulisan adalah deskripsi hasil dari observasi atau wawancara. Selama ini aku tidak pernah menulis seperti itu karna hampir semua tulisan yang aku buat adalah opini.

Kemarin adalah hari pertamaku mengikuti pelatihan menulis, adapun peserta yang lulus dalam pelatihan tersebut hanya sembilan orang dari empatpuluh pendaftar dan yang mengirim tulisan hanya duabelas orang.  Dalam pelatihan itu kami didampingi oleh dua orang yaitu Ka Jimpe dan Ka Ipul. Mereka berdua adalah penulis buku profesional  salah satu karyanya yang sangat terkenal yaitu Makassar Nol Km, buku itu merupakan kumpulan tulisan tentang potret kota Makassar, kata Ka Jimpe buku itu sempat menjadi buku wajib disalah satu fakultas universitas Makassar.

Peserta kegiatan itu terdiri dari beberapa kalangan ada mahasiswa, ibu rumah tangga, serjana, dan salah satu dari peserta adalah team dari Makassar Nol Km. Tema tulisan yang di buat oleh peserta juga sangat menarik seperti pangkas rambut Madura, musik jass Makassar, sampah visual, Makassar dalam mie, lingkar donor Makassar,  penjahit sepatu dan objek wisata gowa

Banyak hal yang aku dapatkan di hari pertamaku, diantaranya.

  1. Jurnalis warna, kami diajari bagaimana membuat tulisan jurnalis warga. Kata Ka Jimpe dalam situs jurnalis warga semua orang mempunyai hak yang sama untuk menyampaikan berita karna profesinya berbeda dengan jurnalis konvensional yang memiliki tuntutan kerja dari media meanstrem dan berita yang mereka dapatkan pun harus difilter sebelum dipublikasikan. Hal utama dalam tulisan jurnalis warga adalah tema tulisan, biasanya tema tulisan jurnalis konvensional jika kita membaca judul tulisannya maka kita sudah bisa mengetahui isi tulisan, contoh “10 orang korban kecelakaan tabrakan Bus” tanpa harus membaca isi tulisan kita sudah bisamengetahui apa isi tulisan tersebut. Sedang tulisan jurnalis warga harus memilih judul, yang mana ketika orang membacanya maka mereka akan tertarik karna ingin mengetahui apa isi tulisan tersebut. Contoh “pro dan kontra jumlah korban tabrakan bus”
  2. Tulisan Fokus. Dalam membuat tulisan kita harus fokus dengan objek  yang ingin kita sampaikan, misalnya aku mengambil tema Makam Raja Tallo jadi deskripsi tulisannya harus difokuskan disitu adapun hal-hal yang berkaitan dengan tema hanya sebagai  tambahan tulisan yang bisa kita ambil dari buku, artikel dan lainnya, dan hal itu tidak bisa mendominasi dari tema yang kita pilih.
  3. Paragraf pertama. Hal ini sangat penting karna paragraph pertama merupakan moment kontrak antara penulis dengan pembaca, ketika paragraf pertama tidak bisa mengikat pembaca maka tulisan kita tidak akan dibaca sampai selesai oleh pembaca. Kata ka jimpe paragraf pertama harus di tuliskan kalimat aktif karna kalimat pasif biasanya membuat pembaca jenuh dengan tulisan kita. Contoh kalimat aktif : Rudi memakan roti dan Contoh kalimat pasif : Roti dimakan rudi
  4. Menhindari tulisan refleksi. Tulisan yang kita buat harus hasil dari wawancara dan observasi. sederhanya, kita menulis tentang sesuatu objek berdasarkan dari pandangan orang lain bukan hasil dari penalaran kita. Karna kata Ka Jimpe kalau tulisan refleksi  sama halnya kita membuat pidato tentang objek yang ingin kita tulis. Jadi tulisan yang kita buat adalah segala sesuatu yang kita dapatkan dari lapangan.
Ada banyak lagi sebenarnya yang disampaikan oleh pendamping yang tidak tersimpan dalam memori ingatanku karna harusnya kemarin pas setelah selesai pelatihan aku membuat tulisan ini, akan tetapi  aku tidak sempat karna setelah pelatihan aku di panggil oleh teman-teman HmI untuk bawa materi dalam kegiatan bastra dan setelah itu aku harus menulis surat kepada seseorang yang selalu menginspirasiku menulis. Sampai pagi hari surat itu baru selesai jadi aku baru sempat untuk menulis pengalamanku dalam pelatihan dan berusaha mengingat pembelajaran yang aku dapatkan.

Btn Antara, Minggu 02 Maret 2014
-HS’Masagenae

Halaman

Twitter

 
Support : http://sempugi.org/ | Your Link | Your Link
Copyright © 2014. Haeruddin Syams - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger