Foto Saya

Home » » Penjaga Adat Ditengah Modernisasi Kota Makassar, A’RAPPO TIDUNG MARIOLO

Penjaga Adat Ditengah Modernisasi Kota Makassar, A’RAPPO TIDUNG MARIOLO

Gapura Jalan Tidung Mariolo
KEMARIN saya baru saja mengikuti salah satu ritual adat, untuk kesekian kalinya saya mengenal seseorang menggunakan jaringan budaya. Dia adalah Ari, salah satu warga asli Tidung Mariolo, dari penuturannya penduduk yang tinggal di wilayah itu moyoritas pribumi, sehingga pendatang yang bermukim di sana mudah untuk dikenali. Gara-gara Modernisasi domain Kerajan Tidung kini susah untuk identifikasi sekarang hanya menjadi nama sebuah jalan. Tepatnya di depan lorong masuk terdapat papan nama jalan Tidung Mariolo. meskipun demikian beberapa warga setempat masih tetap menjunjung tinggi adat mereka.

Kampoeng pejuang adalah julukan kampung Tidung Mariolo. Terlihat jelas di Gapura jalan masuk tertulis “Salamaki Battumae Rikampong Bersejarah Tidung Mariolo Markas Pejuang 45” saya tidak menyangka Kota Makassar yang dipadati dengan bangunan mewah dan sangat identik dengan acara eksotis terdapat komunitas yang menjaga adat mereka dengan melakukan acara adat satu kali dalam setahun, tepatnya di bulan Muharram. Saking dijaganya acara adat ini tidak dipublikasikan keluar dan pesan pemimpinnya bahwa dokumentasi yang didapatkan hanya bisa menjadi koleksi pribadi jangan di up load di media sosial, itulah kenapa foto yang saya pasang ditulisan ini hanya foto Gapura. Dan tulisan yang saya buat terlebih dahulu meminta izin dan saya hanya mendapat informasi tentang acara ini dari Ari bukan dari pemimpinya lansung mungkin karna saya orang baru. hhhe

A’rappo acara adat tahunan yang dilakukan masyarakat Tidung Mariolo, sebagai rasa syukur atas berkah yang mereka dapatkan dan menjadi doa agar kedepan bisa lebih banyak lagi. Dalam bahasa makassar A’rappo artinya “berbuah”, ibaratnya harapan masyarakat bisa berbuah layaknya pohon sehingga buahnya bisa dinikmati oleh semua orang. Walaupun tidak banyak orang yang berpartisipasi akan tetapi mereka yang hadir sangat antusias mengikuti semua item acara. Mayoritas dari mereka pun adalah orang yang sudah berkeluarga karna anak muda disana sangat jarang mau mengikutinya “tutur Ari kepada saya.

Selain untuk mengucapkan rasa syukur dan doa dalam acara ini juga terdapat pesan-pesan simbolik. Seperti bendera yang memiliki ukiran naga berwana kuning keemasan yang perlihatkan pada saat acara berlansung merupakan moment sakral dan utama. Masyarakat mempercayai bahwa lubang yang terdapat di bendara itu merupakan indikator bencana-bencana alam yang akan terjadi kedepan. Semakin banyak lubang maka semakin banyak bencana yang akan menimpah, untungnya lubang di bendera tidak bertambah kata Ari kepada saya. Saya merasa sangat sedih karna belum sempat mendapatkan penjelasan kenapa lubang itu bisa bertambah. Karna setelah selesai acara adat bendera itu dibungkus kain sebanyak empat lapis dan disimpan baik-baik, nanti muharram tahun depan baru dibuka lagi. Mungkin saja bendera itu dilubangi secara mistik, Entalah.....!!!

0 komentar:

Posting Komentar

Halaman

Twitter

 
Support : http://sempugi.org/ | Your Link | Your Link
Copyright © 2014. Haeruddin Syams - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger