Foto Saya

Home » , » Spirit Primordial Alunan Musik di Malam Hari Desa Alitta

Spirit Primordial Alunan Musik di Malam Hari Desa Alitta

Senyum ceria itu selalu ku-ingat saat bertemu dengannya, saat pertama kali aku datang kesini wajah itu lansung menyapaku dan tesimpan erat di memori ingatan'ku. Walaupun itu pertemuan pertama kami setelah sekian lama aku mengenalnya di sosial media lewat grup facebook Sempugi (Grup pemerhati Sejarah/Budaya Sul-Sel-Bar). Ia adalah Daeng Cindang sapaan akrabnya, ia merupakan penanggung jawab untuk menjaga dan merawat situs sejarah Sumur Munurung La Pakkita di desa Alitta kabupaten Pinrang.

Cerita rakyat Alitta yang terjaga secara turun tumurun bahwa sumur itu khusus dibuatkan untuk seorang bidadari yang pernah tinggal di Alitta Pada masa kepemimpinan Arung La Massora dan cikal bakal Arajang dari kerajaan pun dari sana, ketika Sang bidadari mallajang (menghilang) dan meninggalkan selendangnya di Alitta. Selendang itulah kemudian menjadi Arajang yang setiap satu kali dalam lima tahun di cera".

Ini merupakan kedua kalinya aku berkunjung di rumah Daeng Cindang, Aku tiba di Desa alitta sekitar jam tujuh malam bersama dengan Sureng Sempugi Bang Darsam dan Rafi. Kami di jamu sangat istimewah, baru beberapa menit kami duduk istirahat tiba-tiba lansung dipanggil makam malam. Wahh asyik, Daeng Cindang orangnya pengertian, sangat paham bahwa kami lapar setelah melewati perjalanan Makassar-Pinrang selama kurang lebih lima jam dan memang sih budaya masyarakat Bugis begitu.

Mereka selalu memberikan yang terbaik kepada orang yang datang bertamu kerumahnya, siapa pun itu. Walupun sekarang telah mengalami distorsi gara-gara perubahan sratafikasi sosial yang diakibatkan oleh jabatan struktural di pemerintahan, beberapa diantara meraka selalu ingin diperlakukan lebih saat datang ke desa-desa sebagai seorang pejabat pemerintah. Entah kenapa juga meanset masyarakat sekarang ini terkonstruk seperti itu.

Malam pertama kami diajak kerumah kepala desa tempat yang menjadi titik setrum pesta adat maccera Arajang. Kata daeng Cindang biasanya yang menjadi kepalah desa di Alitta, ia akan menjadi penanggung jawab acara adat dan harus bersedia rumahnya dijadikan sebagai tempat pesta berlansung sebelum inti dari mecceara arajang itu dialihkan ke rumah adat Alitta sekaligus menjadi tempat penyimpanan Arajang.

Panggung Musik
Alat Musik Ana' Beccing, Lea-leang, Kancing
Penabuh Gendang
Suara musik khas bugis yang pernah aku dengar waktu mengikuti perayaan yang sama di desa Umpungeng Kabupaten Soppeng kini kembali mengguma ditelingaku. Cuman konten acarnya saja yang berbeda. Tapi yang tetap sama adalah nadanya yang memberikan spirit tersendiri bagiku selaku orang bugis yang cinta dan bangga dengan karya lokal yaitu budaya bugis. Gerakan tangan mereka begitu lincah memainkan alat musik, tidak kalah hebat oleh musisi tren era modern.

Di dalam rumah Pa desa dibuat seperti panggung, terdapat pembatas bagi para pemusik jadi selain mereka harus berada di luar. Yahh meskipun tidak dipoles se-gramor panggung pentas yang biasanya ditampikan di tv, maklum ini bukan untuk kepentingan komersil akan tetapi lebih kepada nilai-nilai humanisasi dan untuk menjaga kelestarian adat.

Aktor lantunan irama terdiri dari sepuluh orang dan masing-masing dari mereka sangat fasih memainkannya laksamana seorang maestro. Karna alat musik yang digunakan beragam jadi perlu keahlian berbeda untuk menggunakannya walaupun ada satu dua pemusik yang lihai dengan semuanya. Alat musik tradisional yang dipakai adalah tiga gendang, dua lelea, dua kancing, dua ana' beccing dan satu buah gong.

Sepintas, nampak ada alat musik yang dimainkan lebih dari satu orang, Yah ada tiga penabuh gendang akan tetapi ritme pikulan gendang diatur berbeda dan walhasil lantunan musiknya pun membuat kami tidak bosan mendengarkannya. Sama halnya dengan band pop yang memiliki tiga gitaris dengan melodi berbeda yang bisa menghipnotis pemuda/i yang katanya mereka generasi anak gaul.

Warga setempat pun begitu menikmati alunan musik itu, terlihat tawa ceria yang terpancar dari wajah mereka karna larut dalam iramanya. Menurutku inilah nasionalisme yang sesungguhnya ketika semangat masyarakat berkobar karna bangga dengan adat dan budaya mereka. Aku tiba-tiba teringat demonstrasi yang pernah kulalui, dengan semangat nasionalis kami melakukan penolakan kebijakan pro asing.

Nanti belakangan ini aku berpikir, apa sih yang kami maksud dulu nasionalisme? Tohh negara ini terdiri dari ratusan suku/bangsa dimana mereka mengekspresikan nasionalismenya dengan caranya masing-masing. Yah tidak semua dari kita bisa cinta negara ini hanya dengan mencium bendera merah putih seperti beberapa tokoh nasional. Karna beberapa di antara mereka mengaktualkannya dengan cara menjaga adat dan kebudayaannya sehingga nasionalisme itu bisa membara. ehm, menurutku sihh itu harga mati! Bagaimana dengan anda?

Ada banyak hal yang berbeda dari musik tradisonal yang sering didendangkan dalam rangkaian pesta adat bugis dengan musik meanstreme pop/rok kontemporer. Salah satunya adalah internalsisasi spirit primordial yang bisa membakar semangat perjuangan anti budaya asing di selah-selah keberagaman republik ini.

Dengan itu kita bisa membangun integritas dibalik perbedaan kita dan menjunjung tinggi bhineka tunggal ika sebagai simbol pemersatu Indonesia. Seperti alunan musik di Desa Alitta malam itu yang bisa menumbuhkan benih nasionalisme bagi orang yang medengarkannya, yah begitulah yang kusaksikan hingga aku pulang ke rumah Daeng Cindang untuk beristirahat. Dan yang membuatku kagum saat aku terbangun, ku-lihat jam menunjukkan pukul lima subuh lewat beberapa menit, terdengar dari kejauhan suara musik itu mulai dimainkan kembali, sebagai pembuka untuk memulai acara puncak meccera Arajang Alitta yang diselenggakan pada hari Rabu 22/Mei/2014.

-HS'Masagenae

2 komentar:

  1. Wah, mirip acara di daerah saya broh :D
    Salam kenal kawan :) --- Irfan Andriarto ---
    Kalau mau ng'blog sambil bisnis Daftar di sini broh, GRATIS ! Lumayan kok di sini Daftar

    BalasHapus

Halaman

Twitter

 
Support : http://sempugi.org/ | Your Link | Your Link
Copyright © 2014. Haeruddin Syams - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger