![]() |
Foto Caleg di Kompleks BTN Antara makassar |
****
Sejak KPU membuka jadwal kampanye tanggal 15 maret 2014 senyum itu bertambah banyak. Setiap pohon, tiang listrik dan apapun itu yang bisa menjadi alternatif untuk menempelkan senyum visual beserta pesan janji para caleg. Saya pernah mendapatkan seseorang memasang spanduk dan baliho pukul dua dini hari di kompleks saya. Tapi sayang saya tidak sempat bertanya kepada mereka kenapa memasangnya jam segitu. Saya tidak menyangka ternyata senyum itu bisa merampas waktu istirahat/tidur seseorang.
Pernah suatu hari (24/03/2014) saya lewat di jalan Hertasning Makassar. Kebenaran salah satu senyum yang tertempel di kompleks saya hadir di sana melakukan kampanye politik. Betapa kagum saya kepada ia, saat saya terjebak macet di jalan itu. Ini bukan sulap, senyum itu memiliki massa yang banyak hingga bisa memacetkan jalan, luar biasa yahh? Apakah anda pernah membayangkan, hanya dengan menebar foto senyum anda, anda bisa mendapat pendukung yang bisa memacetkan jalan, hebat bukan!
Jumlah dana (cost politik) sepertinya bukan masalah bagi mereka asalkan bisa menang. Yang namanya demokrasi pemilih terbanyak pasti selalu menjadi pemenang meskipun butuh banyak dana untuk itu. Andai saja saya mempunyai kerabat yang nyaleg, Ingin sekali saya bertanya, berapa uang yang ia habiskan untuk membuat spanduk, baliho, baju, dan atribut kampanye lainnya. Dan menyarankan agar separuh dari uang itu disumbangkan saja kepada orang yang membutuhkan. Bukankah itu lebih bermanfaat! Dan bisa membuat mereka juga tersenyum.
Pernah suatu hari (24/03/2014) saya lewat di jalan Hertasning Makassar. Kebenaran salah satu senyum yang tertempel di kompleks saya hadir di sana melakukan kampanye politik. Betapa kagum saya kepada ia, saat saya terjebak macet di jalan itu. Ini bukan sulap, senyum itu memiliki massa yang banyak hingga bisa memacetkan jalan, luar biasa yahh? Apakah anda pernah membayangkan, hanya dengan menebar foto senyum anda, anda bisa mendapat pendukung yang bisa memacetkan jalan, hebat bukan!
Jumlah dana (cost politik) sepertinya bukan masalah bagi mereka asalkan bisa menang. Yang namanya demokrasi pemilih terbanyak pasti selalu menjadi pemenang meskipun butuh banyak dana untuk itu. Andai saja saya mempunyai kerabat yang nyaleg, Ingin sekali saya bertanya, berapa uang yang ia habiskan untuk membuat spanduk, baliho, baju, dan atribut kampanye lainnya. Dan menyarankan agar separuh dari uang itu disumbangkan saja kepada orang yang membutuhkan. Bukankah itu lebih bermanfaat! Dan bisa membuat mereka juga tersenyum.
****
Penahkah kalian berpikir bahwa baliho, billboard, umbul-umbul, spanduk, rontek, dan poster adalah sampah yang mengotori keindahan kota Makassar. keberadaannya menjadi masalah yang amal krusial dalam estetika kota karna menjajah ruang publik milik masyarakat. Kehadirannya di ruang publik memaksa kita untuk melihatnya, jadi mau tidak mau kita tidak bisa menghindarkan pandangan kita.
Menurut Sumbo Tinarbuko, seorang Dosen Komunikasi Visual ISI Yogyakarta dalam artikelnya "Sampah Visual Iklan Pemilukada" mengatakan bahwa; sampah visual adalah limbah iklan politik yang dipasang, ditancapkan, direntangkan, digantungkan, dan ditempelkan di seluruh area ruang publik, karena penempatannya tidak mempertimbangkan estetika dan ekologi visual, maka muncullah sampah visual iklan politik yang "menjajah" ruang publik.
****
Terlepas apa kata orang terhadap atribut kampanye di ruang publik, saya selalu berpikiran positif, bahwa senyum para caleg melalui visualisasi adalah niat baik mereka sebagai calon wakil rakyat. Bukankah "Senyum itu adalah Ibadah? Pesan verbal yang mengisyaratkan untuk memilih mereka yang tertulis di visiualisasi itu merupakan cita-cita mulia. Pun kedepan mereka tidak bisa merealisasikannya kita sebagai pemilih cerdas bisa menuntut melalui media aspirasi.
Tapi untuk mencegah itu semua, baiknya kita memilih wakil rakyat yang mudah kita akses agar bisa mengingatkan janji mereka saat duduk di kursi pemerintahan. Karna jika tidak, ketika mereka terpilih maka senyum visual-nya tidak akan bisa kita lihat lansung kecuali melalui media meanstreme. Di balik kaca televisi mereka berbicara program kesejahtraan rakyat tapi di satu sisi mereka tidak turung lansung mendegarkan keluhan kita.
****
Bagi mansyarakat makassar, hindarilah berkendara di jalan hertasning sekitaran lapangan sebelum pesta demokrasi 9 April 2014 diselenggarakan. Karna jalan itu sangat rawan macet oleh kehadiran senyum visual beserta dengan massanya guna berkampanye. Beberapa dekade terakhir ini lapangan Hertasning kerap kali menjadi tempat bulan-bulanan massa kampanye pilitik. Saya sendiri sudah menyaksikan lansung senyum caleg disana, sampai satu jam baru bisa keluar dari jalur jalan karna macet.
![]() |
Macet di Jalan Hertasning |
Untuk kali kedua saya berada di tengah-tengah orang dengan mimik wajah jengkel gara-gara macet. Berulang kali Nada “Aaahh" (suara keluhan) pun terlontar dari mulut mereka. Bahkan polisi pun sampai turun tangan untuk mengatur kendaran di lampu lalu lintas depan gerbang BTP karna macet yang ditimbulkan oleh massa kampanye yang ugal-ugalan berkendara. Beberapa di antara massa yang konvoi malah asyik menarik gas motor mereka dengan knalpot bogar-nya (racing) agar suara motornya teriak bagaikan guntur yang bisa memecah gendang telinga.
****
Inilah konsekuensi dari demokrasi, setiap orang bisa saja merampas kebahagian orang banyak untuk mencapai obsesi pribadinya. Sebagian orang memang menganggapnya “wajar” termasuk saya. Karna senyum itu sangat setia menyapa saya di sepanjang jalan kompleks rumah saya. “Terima kasih atas senyum Anda”
-HS’Masagenae