Foto Saya

Home » » Tan Malaka Pahlawan Tanpa Pamrih

Tan Malaka Pahlawan Tanpa Pamrih

Sumber http://salihara.org
Deretan nama pahlawan nasioanal telah memarginalkan sosok Tan Malaka dalam lembaran sejarah RI, ia hanya menjadi kenangan gelap beserta buah bibir para aktivis kampus, terutama bagi aktivis aliran kiri. Dan tak jarang pula kita dapatkan cacian yang ditujukan kepadanya oleh beberapa akademisi karna deskripsi sejarah telah menokohkan ia sebagai tokoh komunis.

Beberapa hari yang lalu aku  sempat melihat berita di media saat salah satu lembaga yang berlabelkan islam membubarkan forum diskusi dan bedah buku tentang pimikiran Tan Malaka. Sungguh malang nasip sang inspirator RI,  ia menjadi pelukis yang terlupakan sementara disisi lain karya lukisan beliau dipuja-puja bagaikan dewa penyelamat.

Rintihan dalam hati kecilku pun bertanya-tanya, kenapa mereka tidak sekalian memboikot situs di dunia maya yang menyajikan pemikiran komunis? Karana mereka membubarkan diskusi tentang pemikaran Tan Malaka dengan tuduhan bahwa ia adalah seorang komunis dan melarang penyebaran buah pemikirannya. Mungkin mereka tidak pernah membaca karya-karya revolusioner Tan Malaka yang begitu fantastik, sehingga wajar mereka begitu gamblang menuduhnya komunis.

Di kampus-kampus aku sering mendengarkan mahasiswa membangga-banggakan pahlawan nasional idola mereka dan tak banyak dari mereka yang mengidolakan Tan Malaka. Jika dibandingkan dengan Soekarno, Hatta, Soedirman, atau pahlawan nasional lain, nama Tan Malaka bukanlah apa-apa ia tidak terlalu dikenal oleh publik. Bahkan di era orde baru , tiap orang termasuk mahasiswa yang mengagumi perjuangannya terpaksa harus berhadapan dengan aparat karna bagi penguasa orde baru, Tan Malaka adalah momok jadi  setiap orang yang mengaguminya harus dicurigai.

Tan Malaka memang lebih dikenal dengan pimikiran-pimikirannya. Ia lebih banyak berjuang melalui ide-ide, mungkin inilah salah satu alasan kenapa bangsa ini tidak terlalu menganggap penting perjuangannya. Selama ini, orang-orang yang mendominasi daftar nama pahlawan nasional adalah mereka yang berjuang melalui perang, sedangkan Tan Malaka yang memilih berjuang dengan caranya sendiri yaitu bukan dengan angkat senjata tidak di kategorikan sebagai pahlawan nasional.

Tak heran jika banyak orang yang berlomba membangun prasasti untuk mengenang hasil perjuangan mereka melalui kebendaan. Maka, wajar ketika Marx mengukur sejarah manusia melalui materi. Dimana logika pikir kebanyakan orang terbentur pada materialisme. Logika pikir yang memberikan penghargaan perjuangan secara fisik. Olehnya itu Seorang atlet bisa mendapat penghargaan lebih dibanding seorang peneliti karna IDE telah dikalahkan oleh FISIK.

Aku pun kembali bertanya-tanya dalam rintihan hati kecilku, kenapa perjuangan seseorang pahlawan diukur dari perjuangan fisik? diukur dari berapa banyak serdadu yang mereka bunuh? Apakah mereka tidak paham bahwa revolusi pasti berawal dari gagasan? Dan apakah mereka tidak tau bahwa setiap perubahan kecil selalu diawali dari ide? Hingga mereka berusaha menghapus Tan Malaka dalam lipatan sejarah karna perjuangan ide-idenya dipecundangi oleh perjuangan fisik pahlawan nasional.

***
Meski mereka tidak menganggap Tan Malaka sebagai pahlawan nasional, hal itu tidak akan meruntuhkan kekagumanku kepada beliau, karna bagiku ia adalah sosok yang misterius dalam kancah pahlawan nasional dan sosok yang  keberadaannya selalu saja kontroversial, seperti ketika ia mendukung Soekarno untuk menjadi presiden pertama RI dan melawan ketika Soekarno mulai menerapkan demokrasi terpimpinnya.

Yang membuat aku kagum dari sosok Tan Malaka, karna ia adalah pejuang tanpa pamrih. Sejarah mencatat bahwa Tan Malaka tak pernah menduduki jabatan-jabatan birokrat seperti Soekarno ataupun Hatta. Perjuangan politik Tan Malaka lebih diwarnai pembangkangan terhadap penguasa dan bahkan kehidupannya harus ia habiskan dari penjara ke penjara.

Ketika zaman imperialisme Belanda, ia harus mendekam di penjara begitu pula ketika Jepang berkuasa ia juga harus dipenjara, bahkan ketika Indonesia telah merdeka pun Tan Malaka harus dipenjara karna ia selalu menjadi pembangkang para penguasa.

Itulah sebabnya kenapa terlalu sedikit orang yang mengerti tentang Tan Malaka. Subjektivitas plus politisasi sejarah orde baru membuahkan gambaran gelap tentang peran ia untuk memperjuangkan republik ini. Dan pada akhirnya, Diponegoro, Imam Bonjol, Soekarno, Hatta, Soedirman, dan sederet nama pahlawan nasional lain menjadi lebih glamor dibanding Tan Malaka. Di antara nama-nama tersebut, Tan Malaka bukanlah apa-apa.

Walaupun Tan Malaka kalah tren dengan pahlawan nasional, dituduh komunis oleh beberapa orang terutama organ islam yang membubarkan acara diskusi dan bedah buku pemikirannya, sampai-sampai era orde baru mencoreng nama baiknya dan mengubur sejarah perjuangan yang ia lakukan untuk RI, dalam hati kecilku akan tetap selalu, selalu, dan selalu kagum kepada engkau TAN MALAKA.!

Makassar 17 Februari 2014
-HS’Masagenae

0 komentar:

Posting Komentar

Halaman

Twitter

 
Support : http://sempugi.org/ | Your Link | Your Link
Copyright © 2014. Haeruddin Syams - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger