Salah
seorang teman saya yang kuliah di Jakarta pernah mengatakan kepada
saya, bahwa di Jakarta mahasiswa Makassar dikenal sebagai tukang demo
anarkis. Sebagai mahasiswa makassar saya pribadi merasa risi
mendengarnya, karna selama 4 tahun saya dikampus, saya sudah mengikuti
puluhan aksi jalan bersama teman-teman di Makassar dan tidak ada satu
pun demonstrasi kami yang anarkis.
Beberapa media nasional
kurang adil dalam memberitakan potret mahasiswa Makassar, hampir semua
aksi mahasiswa Makassar yang diberitakan hanya menampilkan ketika
demonstrasi itu berujung bentrok antara pihak keamanan ataupun warga
sekitar. dan sangat jarang kita dapatkan aksi damai yang diliput oleh
media, apalagi kegiatan kreativitas mahasiswa Makassar hampir-hampir
tidak pernah sama sekali diberitakan oleh media seperti yang dilakukan
oleh salah satu Organisasi daerah Makassar (Organda Makassar) yaitu
Kerukunan Mahasiswa Pinrang Politeknik Negeri Ujung Pandang ‘KMP-PNUP’
dengan melakukan kegiatan penggalangan danah Morning Café.
Minggu/22/09/2013
pukul 06.00 Wita 10 mahasiswa KMP-PNUP berkumpul di GOR Sudiang
Makassar untuk melakukan kegiatan penggalangan dana morning café, kegitan
ini dilakukan dengan cara menjual bubur kacang hijau kepada orang-orang
yang sedang melakukan jogging. Saat istirahat biasanya pejoging membeli
makan dan minum, dari situlah mereka berkreasi agar bubur mereka bisa
terjual habis berhubung karna banyak sekali pedangan dipingir jalan
halaman GOR sebagai saingan mereka. Beberapa dari mereka mendatangi
pejoging yang sedang duduk santai beristirahat untuk menawarkan bubur
dan yang lain tinggal dilapak menjaga jualan, harga 1 gelas bubur dijual sebesar Rp 5.000
![]() | |||
Foto bersama setelah selesai morning cafe |
Saya
sempat melakukan wawancara bersama mahasiswa KMP-PNUP yaitu Addha, Ida,
Dewi, dan Nurfah, katanya mereka membuat bubur kacang hijau itu jam 3
subuh tadi, setelah buburnya masak mereka berangkat ke GOR sekitar jam 5
subuh, alasannya jarak GOR dengan tempat mereka sangat jauh takutnya
lambat sampai disana karna bisa saja bubur mereka tidak laku, keburu
duluan sama penjual lain. Adapun dana
yang digunakan untuk membuat bubur hanya Rp120.000 dan ketika bubur
tersebut habis terjual mereka bisa mengdapatkan keuntungan sampai 1
juta’an. Uang hasil morning café tersebut akan digunakan untuk melakukan
pengkaderan anggota baru dikampus ujur Nurfah salah satu panitia
kegiatan pengkaderan KMP-PNUP.
Nurfah
menambahkan, bahwa selama ini organisasi mereka tidak pernah meminta
bantuan dana kepada lembaga donor atapun pemerintah setempat ketika
merealisasikan kegiatan organisasi, karna terkadang instansi tersebut
meminta timbal balik dari batuan dana yang diberikan. jadi mereka hanya
melakukan kretivitas untuk mengumpulkan dana, seperti morning café,
bazar makan-minum, menjual stiker, baju, gantungan kunci dan lain-lain.
(Mohon kritikan dan sarannya)
“Haeruddin Syams Masagenae
“Haeruddin Syams Masagenae
0 komentar:
Posting Komentar