![]() |
Ilustrasi |
Pertama yang ingin saya
pertegas bahwa tulisan bukan untuk mendiskreditkan salah satu suku
ataupun membuat spekulasi tentang primordialisme, tapi tulisan ini
merupakan refleksi hasil bacaan saya dari buku Pahlawan-pahlawan belia
"keluarga Indonesia dalam poltik" : saya SASAKI SHIRAISHI. judul asli
dari buku itu adalah Young Heroes : The Indonesian Family in Politics
yang diterjemahkan pada tahun 2009 Buku ini merupakan hasil penelitian
Etnografi SASAKI SHIRAISHI pada tahun 1989 tentang masyarakat orde baru
yang saat itu amat tertekan oleh sistem pemerintahan.
SASAKI SHIRAISHI, Penerapan politik
kekeluargaan (politico-familial) oleh soeharto, memposisikan dirinya bukan hanya sebagai Presiden tetapi juga Bapak tertinggi (supreme father) dan
menyebut pembantunya (menteri kabinet) sebagai anak, pengertian anak
disini bukan secara bilogis melainkan sebagai hubungan kerja melihat
umur para menteri hampir semua berumur 50-60-an jadi relasi kerja
pemerintahan seperti sebuah keluarga, seorang anak harus patuh dan
tunduk kepada orang tuanya (Bapak).
Dalam memimpin dan membimbing
Indonesia Soekarno sebagai Bapak tertinggi para pejabat pembantunya,
seperti juga warga negara mengikutinya sebagai seorang anak seluruh
bangsa dibayangkan sebagai sebuah keluarga yaitu keluarga jawa. Negara
yang multi etnik sekitar tigaratus kelompok etnik yang masing-masing
mempunyai budaya keluarga yang berbeda dipaksakan menjadi satu etnik
sistem keluarga.
System keluarga dan budaya jawa diterapkan di Indonesia tanpa melakukan konvensi nasional, tetapi dengan menggunakan legitimasi hukum itu diterapkan sehingga elemem masyarakat menerimanya sebagai system pemerintahan Indonesia, mereka tidak menyadari bahwa dibailik itu semua terjadi Indonesianisasi Tradisi Jawa.
Saya pernah mendengar
cerita salah satu orang dikampung saya yang mendapat masa kepemimpinan
Soeharto sebut saja namanya La Baco, beliau menceritakan bahwa
orang-orang Jawa mendomisnasi pemerintahan pada saat itu sehingga muncul
mainstream bahwa syarat untuk masuk dalam pemerintahan adalah harus
orang jawa itulah kenapa La Baco memberikan nama Jawa kepada anaknya
supaya terkesan anaknya itu orang Jawa karna La Baco berharap kedepan
anaknya bisa masuk dalam struktur pemerintahan Indonesia.
Jawa dan Indonesia merupakan konstruksi sejarah dan budaya orde baru menurut Sasaki Shiraishi untuk mempelajari budaya politik Indonesia terutama mengenai system kekeluargaannya kita tidak harus berpaling ke desa-desa terpencil jawa untuk mencari aslinya, tetapi dangan mengkaji bagaimana keluarga “Indonesia” dibentuk dalam bahasa Indonesia secara historis, budaya, dan politik oleh orde baru dan sampai sekarang tetesan-tetesan konstruksi tersebut masih dirasakan oleh warga Negara Indonesia.
Tidak heran jika kemudian beberapa hari
nasional yang ditetepkan oleh pemerintah sangat identik dengan budaya
jawa misalanya hari batik nasional, hari kartini yang identik dengan
kebaya dan konde selain itu penetapan pahlawan nasional pun didominasi
oleh orang-orang jawa silahkan buktikan sendiri dengan melihat daftar
pahlawan nasional.
Konsep asimilasi budaya yaitu adanya ideologi budaya kaum mayoritas (dominasi) dipaksakan kepada minoritas supaya minoritas mengenakan identitas budaya mayoritas. Yang harus digaris bawahi disini adalah mayoritas yang dimaksud bukan secara kuantitas sumber daya manusia akan tetapi dominasi peran dalam struktur pemerintahan.
Budaya
dominasi kemudian dijadikan sebagai budaya nasional dan diperkenalkan
melalui pendidikan budaya formal dan informal seperti pentas wayang,
media massa, penataran, buku-buku sekolah dan lain-lain. Salah satu
novel terlaris tahun yang terbit akhir 1970-an, Arjuna Mencari Cinta ;
Arjuna ialah tokoh pahlawan dalam wayang jawa, dia seorang kesatria
tanpa tanding di medan laga, yang petualang cintanya tak kunjung
memuaskan orang jawa. Buku-buku pendidikan Sekolah Dasar (SD) dimana
nama-nama tokoh yang dalam buku itu adalah nama orang jawa misalnya ini
bapa Budi, dan cerita-cerita perwayangan yang diterbitkan di majalah
anak bobo.
Begitulah proses Jawanisasi Politik dan budaya Indonesia yang dilakukan oleh tokoh-tokoh nasional katanya.!!!
Penulis : Haeruddin Syams Masagenae
Sumber Gambar : http://my.opera.com
mantap...setuju, salah satunya...kawan2 yg terlahir di era ORba memakai nama Jawa/..alasan orangtuanya sederhana "agar anaknya kelak mudah dapat kerja" ...hehehe
BalasHapushhhe,,, iyye mereka adalah korban jawanisasi Orba.
BalasHapus